Laman

Saturday, February 22, 2014

Cara sederhana memproduksi Bio-Ethanol

Latar Belakang
Cadangan minyak bumi Indonesia kian hari semakin menipis karena peningkatan kebutuhan serta jumlah penduduk dunia yang juga terus meningkat (penduduk indonesia saat ini sekitara 270 juta jiwa) yang secara otomatis konsumsi akan kebutuhan bahan bakar dari minyak bumi terus meningkat dengan tajam. Semakin langkanya sumber daya mineral terutama cadangan minyak bumi telah mendorong giatnya ilmuwan dalam mencari sumber energi baru yang dapat diperbaharui, murah dan aman bagi lingkungan (terutama yang berasal dari nabati). Beberapa bahan bakar alternatif yang popular adalah biodiesel, biogas, biofuel, hydrogen dan energi nuklir. Biofuel adalah salah satu turunan dari biomassa. Biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan atau hewan, biasanya dari hasil pertanian.
Bioethanol adalah ethanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Bioethanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Bioetanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin, namun mampu juga menurunkan emisi CO2. Bioetanol bisa didapat dari tanaman seperti tebu, jagung, gandum, singkong, padi, lobak, gandum hitam. Etanol dapat diproduksi secara petrokimia melalui hidrasi etilena ataupun secara biologis melalaui fermentasi gula dengan ragi.
Ethanol seringkali dijadikan bahan tambahan bensin sehingga menjadi bio-fuel. Produksi ethanol dunia untuk bahan bakar transportasi meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu 7 tahun. Bahan bakar ethanol adalah ethanol (etil alcohol) dengan jenis yang sama dengan yang ditemukan pada  minuman beralkohol dengan penggunaan sebagai bahan bakar. Ethanol merupakan salah satu sumber energi terbaharui karena energi ini didapatkan dari energi matahari. Jika ethanol ingin digunakan sebagai bahan bakar, maka sebagian besar kandungan air nya harus dihilangkan dengan cara distilasi. Tingkat kemurnian ethanol setelah didistilasi masih sekitar 95-96% (masih ada kandungan airnya 3-4%). Campuran ini dinamakan ethanol hidrat dan bisa digunakan sebagai bahan bakar, tapi tidak bisa dicampur sama sekali dengan bensin. Jadi, biasanya kandungan air dalam etanol hidrat dibuang habis terlebih dahulu dengan pengolahan lainnya sehingga baru bisa dicampurkan dengan premium.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa  contoh  hasil  fermentasi  adalah ethanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan ethanol dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol lainnya.
Dalam hal ini, saya akan memaparkan proses pembuatan bio-ethanol yang dihasilkan dari fermentasi singkong, proses pembuatannya akan dijelas dalam tahapan proses dibawah ini.
  • Kupaslah ±125 kg singkong segar (segala jenis singkong  dapat dimanfaatkan untuk membuat ethanol). Bersihkan dan cacah kedalam ukuran kecil-kecil


  • Singkong yang telah dikupas dan dan dipotong kecil-kecil teresebut kemudian dibersihkan setelah itu digiling untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik

  • Rebuslah singkong hasil gilingan pada temperature 90oC, hal ini adalah proses dimana karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada kondisi ini tepung akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada kondisi optimum Enzym Alfa Amylase bekerja memecahkan struktur tepung secara kimia menjadi gula komplex (dextrin). Proses Liquifikasi selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses berubah menjadi lebih cair seperti sup

  • Dinginkan bubur, lalu masukkan ke dalam Tangki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur singkong yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur pati. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati
  • Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17-18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces untuk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum

to be continued

Referensi :
  1. Astawan, J.K. 1991. Muhr Brem Berm Ketan yang Dibuat Dan Dua Macam Ragi dan Diperam Dalam Beberapa Wadah, Tesis Pasca Sarjana, IPB, Bogor.
  2. Kasmidjo, R.B. 1999. Pembuatan dan Pemanf aatan Ragi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
  3. Kuswanto, K.R. 1994. Food Fermentation of Cassava In Indonesia, Application and Conhol of Microorganism In Asia, Proceedings af The International Workrhop On Application and Control of Microorganism In Asia,  Science and Technology   Agency, RIKEN, Japan Intemational Science and Technology Exchange Cenhe.
  4. Purwantari, S.E., Ari, S. dan Ratna.S. 2004. Fementasi I Ganyong (Canna edulis Ker.) untuk Produksi Etanol oleh Aspergillus dan Zymomonas mobilis. J. Bioteknologi 1(2):43-47.
  5. Heppy Rikana & Risky Adam, PEMBUATAN BIOETHANOL DARI SINGKONG SECARA FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI TAPE, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro-Jawa Tengah, Indonesia.


No comments:

Post a Comment