1 Konsep Dasar Elemen Hingga (Finite
Elements Method)
Persoalan perancangan
dapat diselesaikan dengan cara
matematis dan numeris. Untuk benda-benda
yang mempunyai bentuk yang tidak teratur (elemen
isoparametrik), penyelesaiannya akan
sulit menggunakan cara matematis. Sehingga perlu digunakan cara numerik,
yang dalam perkembangannya disebut sebagai Metode Elemen Hingga (Finite Elements Method).
Bila
suatu kontinu dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian
yang lebih kecil (subregion) maka
bagian-bagian kecil ini disebut elemen hingga. Proses pembagian suatu kontinu
menjadi elemen hingga
ini dikenal sebagai proses
pembagian (deskritisasi),
sehingga elemen hingga
merupakan pendekatan bagian demi bagian dengan
menggunakan polinomial
yang mana masing-masing terdefinisi
pada daerah (elemen) yang kecil dan dinyatakan dalam harga-harga titik
simpul dari fungsi tersebut (Robert D.Cook,
1990).
Dinamakan elemen
hingga karena ukuran
elemen kecil ini berhingga dan umumnya mempunyai bentuk
geometri yang lebih sederhana dibandingkan
kontinunya (Weaver,1993). Metode
ini menjadi suatu solusi permasalahan yang sering dijumpai dalam dunia
teknik seperti perpindahan kalor, mekanika
fluida, analisa struktur, mekanika benda
pejal, sampai dengan getaran. Tujuan utama
analisis dengan menggunakan Metode
Elemen Hingga adalah untuk
memperoleh pendekatan tegangan dan
perpindahan yang terjadi pada suatu struktur (Weaver, 1993).
2 Sifat Mekanik Bahan
Elastisitas
Dalam
memilih material logam
untuk pembuatan batang penghubung, yang harus diperhatikan adalah
sifat-sifat material, antara lain
kekuatan (strength), keliatan (ductility), kekerasan
(hardness), dan kekuatan
lelah (fatigue strength). Sifat mekanik
material didefinisikan sebagai ukuran kemampuan
material untuk menahan gaya atau tegangan.
Pada saat menahan beban, struktur
molekul berada dalam
keseimbangan. Gaya luar pada proses
penarikan tekanan, pemotongan, penempaan,
pengecoran dan pembengkokan mengakibatkan material mengalami tegangan. Hampir semua
benda teknik memiliki sifat elastisitas. Suatu
system struktur diperuntukan mengemban
fungsi tertentu, sekaligus menahan
pengaruh gaya luar yang
ada. Apabila gaya
luar yang menghasilkan perubahan
bentuk (deformation) kemudian
gaya tersebut dilepas, maka
kembali kebentuk semula, karena elastisitas bahan.
Dalam hal ini struktur unit rangka
batang penghubung motor yang akan dianalisis memiliki sifat
elastisitas, yang dibatasi dengan anggapan
bahwa bahan rangka isotropis, yaitu
sifat elastisitasnya sama kesemua
arah dengan bahan
rangka yang akan dianalisis
berada pada daerah elastis linear.
Hubungan regangan peralihan untuk benda
elastis dalam koordinat Cartesius dinyatakan
dalam bentuk matriks.
Deformasi
Deformasi terjadi
bila bahan mengalami gaya. Selama deformasi, bahan
menyerap energi sebagai akibat
adanya gaya yang bekerja
sepanjang deformasi. Sekecil apapun gaya
yang bekerja, maka
benda akan mengalami perubahan
bentuk dan ukuran. Perubahan
ukuran secara fisik
ini disebut sebagai deformasi. Deformasi ada dua macam,
yaitu deformasi elastis
dan deformasi plastis. Deformasi elastis adalah deformasi yang
terjadi akibat adanya beban yang jika beban
ditiadakan, maka material akan
kembali seperti ukuran dan bentuk semula,
sedangkan deformasi plastis adalah
deformasi yang bersifat permanen jika bebannya dilepas.
Yield Point
Jika beban yang bekerja pada material
diteruskan hingga diluar batas elastis akan terjadi perpanjangan atau
perpendekan permanen secara tiba–tiba. Sifat
elastis pada kenyataannya
masih terjadi sedikit di
atas batas proporsional, namun hubungan
antara tegangan dan regangan tidak linear dan umumnya batas daerah
elastis dan daerah plastis sulit untuk ditentukan.
Kekuatan luluh adalah
harga tegangan terendah dimana material
mulai mengalami deformasi
plastis. Ini disebut yield point atau
batas luluh dimana regangan meningkat sekalipun tiada peningkatan tegangan
(hanya terjadi pada baja lunak). Setelah melewati titik ini, material tidak
akan kembali ke bentuk semula, atau material sedang berada dalam daerah
plastis.Karena itu didefinisikan kekuatan luluh
(yield point).
Kekuatan Tarik
Kekuatan
tarik adalah kemampuan
beban menahan atau menerima
beban atau tegangan tarik sampai
putus. Kekuatan tarik suatu bahan dapat
ditetapkan dengan membagi gaya
maksimal dengan luas penampang mula.
Kekuatan Luluh
Kekuatan luluh
yaitu harga tegangan terendah dimana
material mengalami deformasi
plastis.
Keuletan
Menyatakan energi
yang di-absorbsi (diserap) oleh
suatu bahan sampai
titik patah.
Kekerasan
Yaitu
adanya daya tahan
suatu bahan (permukaan bahan)
terhadap penetrasi/identasi
(pemasukan dan penusukan) bahan
lain yang lebih
keras dengan bentuk tertentu dibawah pengaruh gaya tertentu.
3 Konsep Tegangan – Regangan
Konsep Tegangan
Pada dasarnya tegangan dapat
didefinisikan sebagai besaran gaya
yang bekerja pada suatu satuan luas. Secara matematis
definisi tersebut dapat ditulis sebagai:
Dimana:
F = Gaya yang bekerja tegak
lurus pada
suatu satuan luas (N)
A = Luas penampang (m2)
σ = Tegangan Normal (N/m2)
Pada suatu bidang yang dikenal suatu
gaya akan terdapat dua
jenis tegangan yang mempengaruhi bidang tersebut, yaitu:
Tegangan
Normal
Adalah tegangan yang tegak lurus
terhadap permukaan benda yang ditimbulkan oleh gaya aksial dan momen lentur.
Tegangan
Geser
Adalah tegangan yang sejajar terhadap
permukaan benda yang ditimbulkan oleh gaya geser dan gaya puntir dan torsi.
Suatu tegangan normal,
secara matematis dapat didefinisikan sebagai:
Tegangan normal terbagi menjadi
dua macam, yaitu Tegangan
normal yang menghasilkan suatu
tarikan (tension) pada permukaan suatu benda. Tegangan normal
yang
menghasilkan suatu
dorongan (compression) pada
permukaan benda. Komponen lain dari
intensitas gaya yang bekerja
sejajar dengan bidang
dari luas elemen adalah seperti
terlihat pada gambar di atas merupakan
tegangan geser yang dilambangkan dengan τ,
yang secara matematis didefinisikan
sebagai :
Regangan
Regangan dinyatakan sebagai pertambahan panjang
per satuan panjang. Hukum Hooke menyatakan
bahwa dalam batas-batas tertentu, tegangan pada suatu
bahan adalah berbanding lurus dengan regangan. Secara matematis, regangan dapat
ditulis sebagai:
Dimana:
δ = Pertambahan panjang total (m)
L =
Panjang mula mula (m)
ε =
Regangan Normal
Modulus Elastisitas
Jika sebuah material diberi beban dan
mengalami regangan tetapi bila beban dihilangkan material tersebut kembali ke
bentuk semula maka hal ini dikatakan elastis. Elastisitas ini berada di daerah
elastis, sebelum titik luluh (yield point).
Selama material masih berada di daerah elastis, jika beban dihilangkan maka
material akan kembali ke bentuk semula.
Bila suatu material mengalami tegangan
maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tegangan yang bekerja besarnya tidak
melewati suatu batas tertentu (batas elastis) maka akan terjadi perubahan
bentuk yang bersifat sementara. Perubahan bentuk akan hilang bersama dengan
hilangnya tegangan. Tetapi, bila tegangan yang bekerja telah melampaui batas
tersebut maka sebagian dari perubahan bentuk itu tetap ada walaupun tegangan dihilangkan.
Sedangkan plastisitas adalah perubahan bentuk yang permanent tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sering disebut keuletan (ductile). Bahan yang mampu mengalami deformasi
plastis adalah bahan yang mempunyai keuletan tinggi dan sebaliknya bahan yang
tidak deformasi plastis berarti mempunyai keuletan rendah atau getas.
Deformasi atau perubahan bentuk terjadi
apabila bahan dikenai gaya. Selama proses deformasi berlangsung, material
menyerap energi sebagai akibat adanya gaya yang bekerja. Sebesar apapun gaya
yang bekerja pada material, material akan mengalami perubahan bentuk dan
dimensi. Perubahan bentuk secara fisik pada benda dibagi menjadi dua, yaitu
deformasi plastis dan deformasi elastis. Penambahan beban pada bahan yang telah
mengalami kekuatan tertinggi tidak dapat dilakukan, karena pada kondisi ini
bahan telah mengalami deformasi total. Jika beban tetap diberikan maka regangan
akan bertambah dimana material seakan menguat yang disebut dengan penguatan regangan
(strain hardening) yang selanjutnya benda akan mengalami putus pada kekuatan
patah.
Pada awal pembebanan akan terjadi
deformasi elastis sampai pada kondisi tertentu, sehingga material akan mengalami
deformasi plastis. Pada awal pembebanan di bawah kekuatan luluh, material akan
kembali ke bentuk semula. Hal ini dikarenakan adanya sifat elastis pada bahan.
Peningkatan beban melebihi kekuatan luluh (yield point) yang dimiliki plat akan
mengakibatkan aliran deformasi plastis sehingga plat tidak akan kembali ke bentuk
semula. Elastisitas bahan sangat ditentukan oleh modulus elastisitas. Modulus elastisitas
suatu bahan didapat dari hasil bagi antara tegangan dan regangan. Sehingga
hubungan antara Tegangan (σ) dan Regangan (δ) dapat ditulis dalam persamaan berikut:
Dimana E adalah nilai dari Modulus
Elastisitas.
Dimana:
E = Modulus elastisitas
σ = Tegangan (MPa)
ε = Regangan
Von Mises
Von
mises (1913) menyatakan bahwa akan terjadi luluh bilamana
invarian kedua deviator tegangan J2
melampaui harga kritis tertentu. Dengan kata lain luluh akan terjadi pada saat
energi distorsi atau energi regangan geser dari material mencapai suatu nilai
kritis tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa energi distorsi adalah
bagian dari energi regangan total per unit volume yang terlibat di dalam
perubahan bentuk.
J2 = k2
Dalam ilmu material dan teknik, kriteria
luluh von Mises dapat juga diformulasikan
dalam von Mises stress atau equivalent tensile stress, σv,
nilai tegangan scalar dapat dihitung dari tensor tegangan. Dalam kasus ini,
material dikatakan mulai luluh ketika tegangan von Mises mencapai nilai kritis
yang diketahui sebagai yield strength.
Tegangan von Mises digunakan untuk meprediksi
tingkat keluluhan material terhadap kondisi pembebanan dari hasil pengujian
tarik simple uniaksial.
Referensi
- Weaver .W.Jr., Johnston, P.R., 1993, Elemen Hingga Untuk Analisis Struktur, Edisi kedua, Eresco, Bandung.
- Popov, E.P., 1993, Mechanics of Material, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta.
- Shigley Joseph E, Mitchell Larry D, Harahap Gandhi., 1984, Perencanaan Teknik Mesin, Edisi ke empat, Jilid 1, Erlangga. Jakarta.
- Logan, Daryl L, 1986, A First Course In The Finite Element Methode, Pws-Kent Publishing Company, Boston.
- D Cook, Robert. 1990. Konsep dan Aplikasi Metode Elemen Hingga. Terjemahan Ir. Bambang Suryoatmono. Bandung: PT ERESCO.
sangat bermanfaat pak. ijin copas buat bahan belajar.
ReplyDeletethanks for sharing pak
ReplyDelete