Pendahuluan
Strategi bisnis di masa yang akan
datang akan banyak dipengaruhi perubahan kondisi lingkungan yang tentunya menuntut
para manajer untuk dapat mengembangkan program-program yang mampu menterjemahkan
current issues dalam upaya mendukung business plan dimasa yang akan datang.
Keselarasan antara business plan dan perencanaan
sumber daya manusia (SDM) dapat membangun perencanaan bisnis yang strategis, dimana
hal ini juga akan menuntut perencanaan akan kebutuhan SDM. Beberapa factor eksternal
yang mempengaruhi aktivitas bisnis dan perencanaan SDM, antara lain:
- Globalisasi,
- Kemajuan teknologi,
- Pertumbuhan ekonomi, dan
- Perubahan komposisi angkatan kerja.
Perubahan karakteristik angkatan
kerja yang ditandai oleh berkurangnya tingkat pertumbuhan tenaga kerja, semakin
meningkatnya masa kerja bagi golongan tua, dan peningkatan diversitas tenaga
kerja membuktikan perlunya kebutuhan perencanaan SDM secara matang. Dengan
demikian, proyeksi demografis terhadap angkatan kerja di masa depan akan
membawa yang dampak bagi pengelolaan sumber daya manusia yang efektif.
Human
resource management is defined as a strategic and coherent approach to the
management of an organization’s most valued assets-the people working there who
individually and collectively contribute to the achievement of its objectives. Manajemen
sumber daya manusia didefinisikan sebagai pendekatan strategis dan koheren
untuk pengelolaan aset yang paling berharga dari suatu organisasi dimana orang-orang
yang bekerja di sana yang secara individu maupun kolektif memberikan kontribusi
pada pencapaian tujuan [1].
Storey
(1989) believes that HRM can be regarded as a ‘set of interrelated policies
with an ideological and philosophical underpinning’. He suggests four aspects
that constitute the meaningful version of HRM:
- A particular constellation of beliefs and assumptions;
- A strategic thrust informing decisions about people management;
- The central involvement of line managers; and
- Reliance upon a set of ‘levers’ to shape the employment relationship
Storey (1989) percaya bahwa human resource
management (HRM) dapat dianggap sebagai 'serangkaian kebijakan terkait dengan
fondasi ideologis dan filosofis'. Dia menyarankan empat aspek yang merupakan point
utama HRM [2]:
- Konstelasi mengenai keyakinan dan asumsi tertentu
- Faktor strategis yang menginformasikan keputusan tentang manajemen personil
- Manejer bagian sebagai sentral penghubung
- Membagun suatu mekanisme system “pendongkrak” untuk mendukung hubungan antar pekerja
Untuk merancang dan mengembangkan
perencanaan sumber daya manusia yang efektif bukanlah pekerjaan yang mudah, dia
membutuhkan suatu pemikiran, pertimbangan jangka pendek maupun jangka panjang.
Tiga
tahap perencanaan yang saling terkait yaitu [3]:
- Strategic planning yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi dalam lingkungan persaingan.
- Operational planning yang menunjukkan demand terhadap SDM
- Human resources planning, yang digunakan untuk memprediksi kualitas dan kuantitas kebutuhan sumber daya manusia dalam jangka pendek dan jangka panjang yang menggabungkan program pengembangan dan kebijaksanaan SDM.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan
sumber daya manusia harus disesuaikan dengan strategi tertentu. Hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisikan adanya kesenjangan agar tujuan dengan kenyataan
dan sekaligus menfasilitasi keefektifan organisasi dapat dicapai. Perencanaan
sumber daya manusia harus diintegrasikan dengan tujuan perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang organisasi. Hal ini diperlukan agar organisasi bisa
terus survive dan
dapat berkembang sesuai dengan
tuntutan perubahan yang sangat cepat dan dinamis. Perencanaan sumber daya
manusia (Human Resource Planning) merupakan proses manajemen dalam menentukan pergerakan
sumber daya manusia organisasi dari posisi yang diinginkan di masa depan,
sedangkan sumber daya manusia adalah seperangkat proses-proses dan aktivitas
yang dilakukan bersama oleh manajer sumber daya manusia dan manajer lini untuk
menyelesaikan masalah organisasi yang terkait dengan manusia [3].
Tujuan utama perencanaan adalah
memfasilitasi keefektifan organisasi, yang harus diintegrasikan dengan tujuan
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang organisasi [4]. Dengan demikian, perencanaan
sumber daya manusia merupakan suatu proses menterjemahkan strategi bisnis
menjadi kebutuhan sumber daya manusia baik kualitatif maupun kuantitatif
melalui tahapan tertentu.
Strategi Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia
merupakan suatu proses menterjemahkan strategi bisnis menjadi kebutuhan sumber
daya manusia baik kualitatif maupun kuantitatif melalui tahapan tertentu.
Pengertian dan Strategi Perencanaan SDM Wayne & Noe (1995) mendefinisikan
Perencanan SDM sebagai proses yang secara sistematis mengkaji keadaan
sumberdaya manusia untuk memastikan bahwa jumlah dan kualitas dengan
ketrampilan yang tepat, akan tersedia pada saat mereka dibutuhkan” [4].
Kemudian Eric Vetter dalam Jackson & Schuler (1990) dan Schuler &
Walker (1990) mendefinisikan Perencanaan sumber daya manusia (HR Planning)
sebagai [5]: proses manajemen dalam
menentukan pergerakan sumber daya manusia organisasi dari posisinya saat ini
menuju posisi yang diinginkan di masa depan. Dari konsep tersebut, perencanaan
sumber daya manusia dipandang sebagai proses linear, dengan menggunakan data dan
proses masa lalu (short-term) sebagai pedoman perencanaan di masa depan
(long-term).
Referensi:
- Amastrong, M. “A Hand Book of Human Resource Management Practice 10th Edition”. Kogan Page, London and Philadelphia, 2006, pp. 4.
- Storey, J. “From personnel management to human resource management”, in Storey, J (ed) “New Perspectives on Human Resource Management”, Routledge, London. 1989.
- Muhtar, E. A. “Strategi Perencanaan Sumber Daya Manusia yang Efektif” Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Bandung-Indonesia, 2007.
- Wayne, M. R. and Nue, R. M. “Human Resources Management. 4th Edition”, Allyn and Boaccom, Bostom. 1990.
- Stoner, J. A. F.. Manajemen. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Intermedia. 1992.
No comments:
Post a Comment