Dalam
perjalanan sejarah bangsa Jepang yang panjang dan keras, lahir beberapa tokoh
sentral yang sangat dominan memainkan peranannya dalam membentuk tatanan dasar
sebuah negara yang kuat. Mereka adalah Oda Nobunaga, Hideyoshi Toyotomi dan
Tokugawa Ieasyu. Oda dan Ieasyu adalah teman main semasa kecil, mereka adalah
anak bangsawan sebuah daimyo (propinsi). Karakter mereka pun sangat berbeda.
Oda adalah lelaki yang tegas, kasar dan ambisius, sementara Ieasyu adalah
lelaki yang sangat sabar dan berhati-hati dalam bertindak. Beranjak dewasa
mereka dipersiapkan untuk memimpin klannya masing-masing. Konflik kepentingan
semakin memisahkan mereka dari kata-kata persahabatan yang telah terbina saat
kecil.
Oda
Nobunaga memulai ambisinya untuk menyatukan Jepang , dengan kewibawaan yang
tinggi, semangat penyatuan Jepang (yang saat itu terpecah-pecah dalam beberapa
daimyo) dapat merasuki seluruh pengikutnya sehingga usaha tersebut tak
terelakan walaupun Ieasyu, teman kecilnya juga akan menjadi korban. Namun
sayang usaha yang dirintis tidak dapat dinikmatinya, Oda harus mati dihianati
oleh salah satu jenderal perangnya yaitu Mitshuhide, sebuah akibat dari sifat
kurang berhati-hati. Pada saat kritis itulah muncul seorang Jenderal Oda
Nobunaga yang bernama Hideyoshi, dia bukan seorang samurai yang tangguh tetapi
kecerdikannya melebihi batas orang Jepang pada saat itu, dia mampu berfikir
“out of the box”. Dia bisa memutarbalikan keadaan dengan kecerdikannya, dia
lebih senang bernegosiasi dari pada harus menumpahkan darah prajuritnya.
Hideyoshi seorang transformer yang brilian, dengan dia dapat meneruskan
cita-cita “majikannya” dengan cara yang 180% berbeda.
Ketika
tampuk pimpinan secara administratif dan militer dipegang oleh Hideyoshi,
Ieasyu masih bersabar. Hingga saatnya dia merasakan saat yang tepat untuk
mengambil alih kekuasaan. Setelah wafatnya Hideyoshi, lewat perang sekigahara
yang masyur, Ieasyu tampil sebagai pemimpin Jepang berikutnya dengan klan
Tokugawanya. Ieasyu melakukan perbaikan-perbaikan birokrasi dan memimpin dengan
penuh kesabaran. Pondasi sudah diletakkan oleh Oda (ruh semangat nasionalisme)
dan Hideyoshi (pencapaian dan perbaikan birokrasi), tinggal saatnya Ieasyu
harus melakukan tugas berikutnya yaitu pembangunan disegala sektor kehidupan
bangsa Jepang. Hingga akhirnya kepemimpinan Tokugawa membawa Jepang pada
kondisi yang kondusif hingga lahirnya restorasi Meiji.
Sebuah
perjalanan sejarah yang cukup apik, kita dapat menarik banyak hal positif yang
salah satunya adalah bahwa pemimpin sekarang adalah penerus pemimpin yang lalu.
Pemimpin sekarang harus mengetahui betul visi dan misi pemimpin terdahulu dan
diterjemahkannya sesuai keadaan kekinian sehingga tidak hilang arah.
Yang
menarik adalah munculnya transformer ditengah-tengah tokoh bangsawan yang telah
dilahirkan sebagai pemimpin klannya. Hideyoshi justru menjadi “key person”,
dengan militansi dan kecerdasannya, dia mampu membuat dua pemimpin itu dapat
bekerja maksimal sesuai dengan kapasitasnya. Oda tidak akan dapat menguasai
sebagian besar Jepang jika tidak ada sang ahli strategi, Ieasyu dengan
kesabarannya dan tingkat kecerdasan yang tidak lebih baik dari Oda dan
Hideyoshi, tidak akan dapat meneruskan cita-cita Oda dan membenahi birokrasi,
apalagi lakukan pembangunan ditengah-tengah kekacauan negeri.
Mereka
saling menghormati dan saling mengakui jasa-jasa yang telah dilakukan diantara
mereka, walaupun mereka rival politik. Mereka sangat menyadari ada saatnya
salah satu pihak mengalah dan bersabar. Sebaliknya ada saatnya mereka memimpin
dan berkuasa. Tapi yang paling berkesan adalah ketika mereka saling menghargai
apa yang telah diperbuat oleh ketiganya. Bagaimana seorang Hideyoshi sangat
menghargai Oda dan Ieasyu. Oda menghargai Ieasyu dan Hideyoshi. Ieasyu
menghargai Oda dan Hideyoshi.
Suah
gambaran atas ketiga tokoh tersebut masyarakat jepang secara sederhana
menggambarkannya sebagai berikut :
”
Jika ada burung yang tidak berkicau dihadapan mereka, ini adalah jawaban dari
ketiganya:
Oda
Nobunaga : “Bunuh burung itu !!!”
Hideyoshi :
“Buat burung itu berkicau….”
Ieasyu :
“Tunggu hingga burung itu berkicau….”
(Taiko,
Eiji Yoshikawa)
Begitu
berbedanya sifat dan karakter mereka tetapi mereka adalah pemimpin satu paket
yang membuat dasar bagai pemimpin-pemimpin Jepang saat ini. Semua karena
kebesaran hati demi kehormatan bangsa.
Referensi :
- Eiji Yoshikawa "Taiko"
- http://sejarah.kompasiana.com/
No comments:
Post a Comment