Latar Belakang
Cadangan minyak bumi Indonesia kian
hari semakin menipis karena peningkatan kebutuhan serta jumlah penduduk dunia
yang juga terus meningkat (penduduk indonesia saat ini sekitara 270 juta jiwa) yang secara otomatis konsumsi akan
kebutuhan bahan bakar dari minyak bumi terus meningkat dengan tajam. Semakin langkanya
sumber daya mineral terutama cadangan minyak bumi telah mendorong giatnya
ilmuwan dalam mencari sumber energi baru yang dapat diperbaharui, murah dan
aman bagi lingkungan (terutama yang berasal dari nabati). Beberapa bahan bakar
alternatif yang popular adalah biodiesel, biogas, biofuel, hydrogen dan energi
nuklir. Biofuel adalah salah satu turunan dari biomassa. Biofuel merupakan
bahan bakar yang berasal dari tumbuhan atau hewan, biasanya dari hasil pertanian.
Bioethanol adalah ethanol yang
dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses
destilasi. Bioethanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki
sifat menyerupai minyak premium. Bioetanol tidak saja menjadi alternatif yang
sangat menarik untuk substitusi bensin, namun mampu juga menurunkan emisi CO2.
Bioetanol bisa didapat dari tanaman seperti tebu, jagung, gandum, singkong,
padi, lobak, gandum hitam. Etanol dapat diproduksi secara petrokimia melalui
hidrasi etilena ataupun secara biologis melalaui fermentasi gula dengan ragi.
Ethanol seringkali dijadikan bahan
tambahan bensin sehingga menjadi bio-fuel. Produksi ethanol dunia untuk bahan
bakar transportasi meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu 7 tahun. Bahan
bakar ethanol adalah ethanol (etil alcohol) dengan jenis yang sama dengan yang
ditemukan pada minuman beralkohol dengan
penggunaan sebagai bahan bakar. Ethanol merupakan salah satu sumber energi
terbaharui karena energi ini didapatkan dari energi matahari. Jika ethanol
ingin digunakan sebagai bahan bakar, maka sebagian besar kandungan air nya harus
dihilangkan dengan cara distilasi. Tingkat kemurnian ethanol setelah
didistilasi masih sekitar 95-96% (masih ada kandungan airnya 3-4%). Campuran
ini dinamakan ethanol hidrat dan bisa digunakan sebagai bahan bakar, tapi tidak
bisa dicampur sama sekali dengan bensin. Jadi, biasanya kandungan air dalam
etanol hidrat dibuang habis terlebih dahulu dengan pengolahan lainnya sehingga
baru bisa dicampurkan dengan premium.
Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah
bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa
contoh hasil fermentasi
adalah ethanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen
lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton.
Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan ethanol dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol lainnya.
Dalam hal ini, saya akan memaparkan
proses pembuatan bio-ethanol yang dihasilkan dari fermentasi singkong, proses
pembuatannya akan dijelas dalam tahapan proses dibawah ini.
- Kupaslah ±125 kg singkong segar (segala jenis singkong dapat dimanfaatkan untuk membuat ethanol). Bersihkan dan cacah kedalam ukuran kecil-kecil
- Singkong yang telah dikupas dan dan dipotong kecil-kecil teresebut kemudian dibersihkan setelah itu digiling untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik
- Rebuslah singkong hasil gilingan pada temperature 90oC, hal ini adalah proses dimana karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada kondisi ini tepung akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada kondisi optimum Enzym Alfa Amylase bekerja memecahkan struktur tepung secara kimia menjadi gula komplex (dextrin). Proses Liquifikasi selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses berubah menjadi lebih cair seperti sup
- Dinginkan bubur, lalu masukkan ke dalam Tangki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur singkong yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur pati. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati
- Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17-18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces untuk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum
to be continued
Referensi :
- Astawan, J.K. 1991. Muhr Brem Berm Ketan yang Dibuat Dan Dua Macam Ragi dan Diperam Dalam Beberapa Wadah, Tesis Pasca Sarjana, IPB, Bogor.
- Kasmidjo, R.B. 1999. Pembuatan dan Pemanf aatan Ragi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
- Kuswanto, K.R. 1994. Food Fermentation of Cassava In Indonesia, Application and Conhol of Microorganism In Asia, Proceedings af The International Workrhop On Application and Control of Microorganism In Asia, Science and Technology Agency, RIKEN, Japan Intemational Science and Technology Exchange Cenhe.
- Purwantari, S.E., Ari, S. dan Ratna.S. 2004. Fementasi I Ganyong (Canna edulis Ker.) untuk Produksi Etanol oleh Aspergillus dan Zymomonas mobilis. J. Bioteknologi 1(2):43-47.
- Heppy Rikana & Risky Adam, PEMBUATAN BIOETHANOL DARI SINGKONG SECARA FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI TAPE, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro-Jawa Tengah, Indonesia.
No comments:
Post a Comment